Tidak seheboh hari pertama karena kami dibatasi oleh jadwal kereta yang akan membawa kami Kembali ke Kota Madiun. Kami memang tidak pesan/beli tiket kereta karena kami mengandalkan tiket Go Show kelas ekonomi yang berangkat pukul 11.01 WIB dari Stasiun Blitar. Sehingga estimasi sampai di Stasiun Madiun adalah pukul 13.59 WIB. Kami sengaja pilih jadwal tersebut dengan pertimbangan masih punya cukup waktu untuk istirahat sesampainya di rumah.
Pagi ini, kami sengaja sarapan di
hotel karena beberapa alasan. Yang paling utama adalah untuk menghemat waktu,
sehingga selesai sarapan kami langsung checkout dan melanjutkan perjalanan.
Alasan berikutnya tentu saja untuk mengetahui menu breakfast yang disediakan
pihak hotel.
Sarapan dimulai pukul 06.30 sd
09.00 WIB dan disajikan di serambi yang berada di tengah halaman (berbeda
dengan lokasi resto). Menu yang disajikan ada nasi goreng, mie goreng, nasi
pecel, tahu dan tempe goreng, peyek, telur dadar, ayam goreng, sambal goreng
jipang, sambal goreng tempe, kering kentang tempe (mustofa), lodeh rebung,
lodeh kluwih, buah potong berupa semangka serta teh, kopi, orange juice dan air
putih. Sungguh menu yang sangat bervariasi dan pengunjung bebas menentukan menu
pilihannya.
Saya dan Asllan pilih menu nasi
pecel, bedanya Asllan dengan lauk tahu serta tempe goreng. Sedangkan saya
dengan tambahan mie goreng (dobel karbo banget, ya?). Suami saya lebih memilih
menu nasi putih, telur dadar, kering Mustofa, dan lodeh rebung. Untuk minuman
saya dan Asllan memilih orange juice dan air putih. Sedangkan suami saya
memilih kopi dan air putih.
Tepat pukul 07.30, Angling datang
untuk menjemput kami. Sambil menunggu proses checkout, ternyata kehadiran
Angling menyita perhatian beberapa pengunjung hotel. Bahkan ada seorang
pengunjung yang langsung menghampiri sopir Angling untuk mencari info tentang
tarif dan cara pesannya. Ketika kami dan Angling meninggalkan hotel, ternyata
banyak mata pengunjung yang mengamati kami, bahkan ada beberapa yang merekam
dengan ponselnya.
Agenda hari ini hanya dua lokasi
saja yaitu Candi Penataran dan Istana Gebang. Perjalanan menuju Candi Penataran
membutuhkan waktu sekitar 25 menit. Sedikit lebih lama daripada perjalanan ke
Kampung Coklat. Medan yang dilalui sedikit naik turun karena Candi Penataran
berada di lereng Gunung Kelud.
Pengunjung harus mengisi buku
tamu yang mencantumkan nama, daerah asal, dan jumlah pengunjung serta
maksud/kepentingan berkunjung. Kami minta untuk didampingi guide agar bisa
mendengar penjelasan tentang sejarah Candi Penataran.
Perjalanan berlanjut ke Istana
Gebang yang berada di Kota Blitar. Istana Gebang merupakan rumah masa kecil
dari Bung Karno. Harga tiket masuk sebesar Rp. 4.000,-/orang. Ketika kami
berkunjung tidak mencari guide mengingat waktu yang mepet dengan keberangkatan
kereta. Namun ada petugas yang memandu bahwa masuk di ruangan pertama, kami
harus melepas alas kaki. Kemudian alas kaki dimasukkan ke sebuah goodie bag
berwarna merah dan dibawa oleh masing-masing pengunjung.
Istana Gebang memang berupa
sebuah rumah kuno dengan lantai dan interior yang menunjukkan kekunoannya. Tapi
jangan salah, semuanya sangat terawat. Sangat sejuk dan adem berada di dalam
rumah ini. Semuanya ada penjelasan/keterangan sehingga pengunjung mudah
memahami. Hanya saja banyak interior yang tidak boleh diduduki, dan disentuh
karena usia yang sudah tua.
Di bagian belakang terdapat
sebuah sumur yang berada di dalam rumah selain tujuh sumur yang berada
mengelilingi Istana Gebang ini. Pengunjung dipersilakan untuk membawa air sumur
ini. Terdapat pula sebuah kamar mandi yang masih asli bentuknya.
Selepas dari kamar mandi ini,
pengunjung dipersilakan mengenakan alas kaki dan mengembalikan goodie bag merah
di tempat yang telah disediakan. Rute berikutnya adalah garasi dan mushola.
Mushola bisa digunakan pengunjung untuk sholat. Sedangkan garasi berisi sebuah
mobil Ir, Soekarno. Kemudian pengunjung diarahkan ke pintu keluar yang terdapat
beberapa kedai oleh-oleh dan souvenir.
Sebenarnya belum puas mengunjungi
Istana Gebang, namun apa daya jadwal keberangkatan Kereta Matarmaja sudah
semakin dekat. Tanpa membeli oleh-oleh dan souvenir, kami segera menuju Stasiun
Blitar untuk Kembali ke Kota Madiun.
Wah, sangat puas dan senang
rasanya bisa berkunjung di Kota Blitar dan menikmati suasananya…bisa membuat
badan kembali fresh dan semangat untuk melanjutkan perjalanan hidup esok hari.
Pernah ke Blitar wisata ke daerah sana bersama temen2 kantir paksu. Banyak oengalaman yang berkesan di sana dari candinya, rumah bung Karno , kampung coklat dll
ReplyDeleteBetul... pengalamannya gak terlupakan ya, Bun...
DeleteLangsung salfok liat jam keberangkatan dan ketibaan kereta. Beneran lewat 1 menit berangkatnya ya mba 😅? Tibanya juga kurang semenit lagi 😄.
ReplyDeleteSelalu seneng kalo melihat bangunan bersejarah yg terawat seperti ini. Tanda juga bahwa di sana masih ada yg menghargai sejarah ❤️❤️.