sumber foto : https://priangan.tribunnews.com/
Sebagai umat muslim, tentu saja
sangat menantikan hadirnya Bulan Ramadan sebagai bulan penuh berkah dan
ampunan. Pasti sudah terbayang keistimewaan bulan tersebut di masing-masing
pribadi umat muslim, tak terkecuali dengan saya.
Namun, tentu saja tidak hanya
tentang persiapan hati dan spiritual saja. Sebagai seorang istri dan ibu yang
bekerja saya juga memikirkan persiapan diri saya sendiri alias persiapan duniawinya.
Mulai dari membagi waktu untuk bekerja dan keperluan rumah tangga.
Satu minggu sebelum puasa, saya
berburu sembako. Baik untuk keperluan sehari-hari selama puasa maupun untuk bingkisan
lebaran yang dibagikan ke tetangga sekitar yang membutuhkan. Bukan karena
sombong dan banyak uang saya menyiapkan semuanya di jauh hari sebelum puasa. Ada
beberapa alasannya, antara lain harganya belum terlalu naik alias masih berada
di harga normal dan tentu saja belum ramai orang sehingga belum
berdesak-desakan dalam membelinya. Tapi tidak semua sembako bisa dibeli saat
sebelum puasa. Harus dipertimbangkan juga jenis sembako yang awet disimpan.
Persiapan lainnya adalah
pembuatan kue kering. Kue kering yang bisa dibuat sebelum puasa adalah
kastangels, lidah kucing dan sagu keju. Untuk nastar saya buat terakhir karena
ada isian selai yang membuatnya lebih enak dikonsumsi ketika masih fresh. Hanya
empat jenis tersebut yang saya sanggup bikin di Bulan Ramadan. Selain karena memang kue kering
favorit keluarga, empat jenis tersebut yang paling laris manis selama ini.
Kalau untuk bahan pembuatan kue
kering ini lebih awet, asal disimpan secara benar dan tepat. Sehingga semua
bahan kue kering juga menjadi bahan yang saya siapkan sebelum puasa. Mulai dari
pertepungan alias segala jenis tepung, pergulaan alias segala jenis gula dan juga
margarin serta mentega. Untuk telur saya tidak menyiapkan dalam jumlah banyak. Tapi
sesuai kebutuhan sehingga bisa mendapatkan telur yang fresh.
Untuk menyiapkan fisik rumah, saya
membersihkannya secara keseluruhan mulai dari menyapu, mengepel, mencuci
mukena, sajadah, sarung, mengganti seprei dan handuk. Sehingga semua yang ada
di dalam rumah bersih dan menambah semangat dalam menyambut puasa ramadan.
Hingga tibalah di hari pertama puasa
ramadan tahun ini. Salah satu yang menjadi kebahagian kecil di tahun ini adalah
libur cuti bersama di hari pertama puasa. Mungkin bagi sebagian ibu rumah
tangga hal itu bukanlah sebagai kebahagiaan tapi sudah menjadi biasa. Tapi bagi
saya yang merupakan ibu bekerja, hari libur adalah hari yang Istimewa.
Menu sahur pertama saya dan
keluarga adalah capcay kuah komplit yang berisi wortel, jagung, kentang, sawi hijau,
bakso dan udang. Pilihan menu ini karena komplit nilai gizinya, dan segar
karena berkuah bening. Selain itu cara membuatnya mudah alias tidak ribet. Alhamdulillah
makan sahur berjalan lancar. Suami dan anak sangat lahap dan yang bikin
melayang adalah pujian enak yang keluar dari mulut anak ganteng, Asllan.
Untuk takjil buka puasa hari
pertama, Asllan bilang ingin mendoan dengan sambel kecap. Minumnya teh manis panas.
Kalau ayahnya tidak terlalu rewel, cukup mengikuti keinginan dari Asllan saja. Setelah
mendapat permintaan dari Asllan, maka saya meluncur ke warung sekitar rumah
untuk beburu tempe. Karena memang saya tidak punya persediaan tempe. Saking semangatnya,
saya beli dua papan tempe yang akan saya olah saat menjelang buka puasa.
Tapi oh tetapi…
Tamu bulanan saya hadir tanpa permisi.
Dengan tenangnya dia hadir saat saya persiapan Sholat Dhuhur. Batal deh puasa
hari pertama saya. Dan masih batal hingga hari ini (19 Maret 2024).
No comments:
Post a Comment