Wednesday, 20 March 2024

Caraku, Agar Menu Selama Puasa Tetap Bervariasi

Sumber foto : https://www.indoview.com/

 

Puasa selama 30 hari artinya 30 kali makan sahur dan 30 kali mencari takjil untuk berbuka. Meskipun dalam kondisi puasa, tidak boleh menyerah dengan keadaan untuk tetap semangat menyiapkan menu favorit keluarga.

Saya adalah ibu bekerja yang tidak jago masak. Jadi lumayan menjadi PR bagi saya untuk menyusun dan menyiapkan menu selama puasa. Meskipun dengan beberapa jalan ninja yang saya pakai, tapi akhirnya tersusunlah menu selama sebulan. Apa saja cara yang saya lakukan?

Menyusun menu mingguan

Menu adalah hal penting bagi saya. Karena dengan adanya menu sangat membantu dalam rencana membuatnya. Nah, menu yang paling laris tentu saja menu request dari suami dan anak. Jadi saya akan menanyakan menu yang mereka inginkan dalam kurun waktu satu minggu ke depan. Karena untuk kurun waktu lebih dari itu, mereka sudah bingung menjawabnya.

Di awal minggu saya mencatat keinginan suami dan anak. Mulai dari minuman, takjil sayur maupun lauk yang mereka inginkan

Belanja untuk mingguan

Dengan bekal catatan menu yang sudah diperoleh di awal minggu, akan mempermudah saya dalam belanja bahan yang dibutuhkan. Nah, belanja juga ada tips yang sebaiknya dilakukan. Yaitu belanja bahan yang awet alias bisa disimpan dalam kurun waktu satu minggu. Tentu saja cara penyimpanan menjadi kunci utama keawetan bahan makanan.

Belanja yang paling simpel adalah pesan di tukang sayur langganan. Cukup ambil handphone lalu chat whatsapp ke tukang sayur bahan apa saja yang kita perlukan. Jangan lupa sebutkan kapan kita butuh bahan tersebut diantar ke rumah. Tapi kalau ingin sambil cuci mata, belanja bahan masakan bisa dilakukan di pasar tradisional maupun di supermarket.

Curi start persiapan masak

Menu sudah di tangan, bahan masakan sudah berdiam diri di kulkas, saatnya kita eksekusi. Nah, membagi waktu adalah PR terbesar saya. Ketika pulang kerja otomatis dan sangat wajar ketika saya merasakan capek. Inginnya langsung istirahat sambil jadi kaum rebahan di kasur. Tapiiii… tentu saja itu hanya angan-angan. Yang saya lakukan ketika pulang kerja adalah menyiapkan minuman dan takjil untuk berbuka. Karena kebiasaan di keluarga saya adalah menyantap takjil pada saat berbuka. Setelah sholat tarawih baru makan besar.

Nah, dengan kebiasaan yang seperti itu sangat membantu saya dalam menyiapkan makan besar. Biasanya selepas sholat maghrib, saya mulai masak untuk makan besar. Karena bisa langung jadi dengan rasa yang mantab (sudah buka puasa, otomatis bisa cicip…)

Namun ketika masih ada waktu selepas menyiapkan takjil, maka saya langsung melanjutkan dengan curi start masak untuk makan besar. Contohnya mengupas dan mengiris bahan makanan meski belum masuk ke dalam kompor.

Koreksi dan finalisasi rasa

Hampir bisa dipastikan bahwa saya 90% melakukan koreksi rasa setelah sholat maghrib. Rasanya puas dan PD ketika masakan sudah saya cicip. Baik untuk melanjutkan sesi masak setelah curi start sebelum buka maupun hanya untuk koreksi rasa

Beli (sesuaikan sikon)

Namanya pekerjaan tidak akan bisa ditebak. Terkadang bisa sesuai timeline, dan tidak jarang pekerjaan harus di luar timeline. Apalagi ketika harus dinas luar kota yang secara mendadak dan tidak bisa dihindari. Kalau sudah begitu saatnya jalan ninja saya keluarkan. Yaitu “semuanya beli”, baik minuman, takjil maupun makan besar semuanya beli.

Nah, itu tadi sekelumit cerita dari saya dalam menyusun menu selama sebulan. Perlu digaris bawahi bahwa kondisi yang saya alami pastinya berbeda untuk setiap orang. Jadi, silakan dicontoh yang baik, dan tinggalkan yang buruk, yaaaaa….

No comments:

Post a Comment