Sumber foto : https://www.indoview.com/
Puasa selama 30 hari artinya 30 kali
makan sahur dan 30 kali mencari takjil untuk berbuka. Meskipun dalam kondisi
puasa, tidak boleh menyerah dengan keadaan untuk tetap semangat menyiapkan menu
favorit keluarga.
Saya adalah ibu bekerja yang tidak jago masak. Jadi lumayan menjadi PR bagi saya untuk menyusun dan menyiapkan menu selama puasa. Meskipun dengan beberapa jalan ninja yang saya pakai, tapi akhirnya tersusunlah menu selama sebulan. Apa saja cara yang saya lakukan?
Menyusun menu mingguan
Menu adalah hal
penting bagi saya. Karena dengan adanya menu sangat membantu dalam rencana
membuatnya. Nah, menu yang paling laris tentu saja menu request dari suami
dan anak. Jadi saya akan menanyakan menu yang mereka inginkan dalam kurun waktu
satu minggu ke depan. Karena untuk kurun waktu lebih dari itu, mereka sudah bingung
menjawabnya.
Di awal minggu saya mencatat keinginan suami dan anak. Mulai dari minuman, takjil sayur maupun lauk yang mereka inginkan
Belanja untuk mingguan
Dengan bekal
catatan menu yang sudah diperoleh di awal minggu, akan mempermudah saya dalam
belanja bahan yang dibutuhkan. Nah, belanja juga ada tips yang sebaiknya dilakukan.
Yaitu belanja bahan yang awet alias bisa disimpan dalam kurun waktu satu
minggu. Tentu saja cara penyimpanan menjadi kunci utama keawetan bahan makanan.
Belanja yang
paling simpel adalah pesan di tukang sayur langganan. Cukup ambil handphone
lalu chat whatsapp ke tukang sayur bahan apa saja yang kita perlukan. Jangan
lupa sebutkan kapan kita butuh bahan tersebut diantar ke rumah. Tapi kalau ingin
sambil cuci mata, belanja bahan masakan bisa dilakukan di pasar tradisional
maupun di supermarket.
Menu sudah di
tangan, bahan masakan sudah berdiam diri di kulkas, saatnya kita eksekusi. Nah,
membagi waktu adalah PR terbesar saya. Ketika pulang kerja otomatis dan sangat
wajar ketika saya merasakan capek. Inginnya langsung istirahat sambil jadi kaum
rebahan di kasur. Tapiiii… tentu saja itu hanya angan-angan. Yang saya lakukan
ketika pulang kerja adalah menyiapkan minuman dan takjil untuk berbuka. Karena kebiasaan
di keluarga saya adalah menyantap takjil pada saat berbuka. Setelah sholat
tarawih baru makan besar.
Nah, dengan kebiasaan
yang seperti itu sangat membantu saya dalam menyiapkan makan besar. Biasanya selepas
sholat maghrib, saya mulai masak untuk makan besar. Karena bisa langung jadi
dengan rasa yang mantab (sudah buka puasa, otomatis bisa cicip…)
Namun ketika
masih ada waktu selepas menyiapkan takjil, maka saya langsung melanjutkan
dengan curi start masak untuk makan besar. Contohnya mengupas dan mengiris
bahan makanan meski belum masuk ke dalam kompor.
Hampir bisa
dipastikan bahwa saya 90% melakukan koreksi rasa setelah sholat maghrib. Rasanya
puas dan PD ketika masakan sudah saya cicip. Baik untuk melanjutkan sesi masak
setelah curi start sebelum buka maupun hanya untuk koreksi rasa
Namanya pekerjaan
tidak akan bisa ditebak. Terkadang bisa sesuai timeline, dan tidak
jarang pekerjaan harus di luar timeline. Apalagi ketika harus dinas luar
kota yang secara mendadak dan tidak bisa dihindari. Kalau sudah begitu saatnya
jalan ninja saya keluarkan. Yaitu “semuanya beli”, baik minuman, takjil maupun
makan besar semuanya beli.
Nah, itu tadi sekelumit cerita dari saya dalam menyusun menu selama sebulan. Perlu digaris bawahi bahwa kondisi yang saya alami pastinya berbeda untuk setiap orang. Jadi, silakan dicontoh yang baik, dan tinggalkan yang buruk, yaaaaa….
No comments:
Post a Comment