Satu-satunya
kucing ganteng yang ada di rumah sepertinya mulai birahi. Setiap tempat selalu
diendus lantas diberinya tanda dengan air seninya. Selain itu suara meongnya
berubah jadi besar dan sering. Berisik deh pokoknya.
Awalnya saya
dan suami mengira jika kucing jantan tidak perlu disteril. Tapi perkembangan
yang seperti ini membuat kami berfikir ulang. Dan kami putuskan agar Hyu
disteril.
Pada tanggal 20
Mei 2018 kami lakukan steril pada Hyu di petshop langganan kami yaitu Koneko
petshop (Jl, Kemuning, Madiun).
Malam
sebelumnya saya sudah membuat janji dengan Dokter Ari. Dan syaratnya adalah Hyu
harus puasa minimal 8 jam sebelum tindakan steril.
Ketika sampai
di petshop, Hyu lantas dibius terlebih dahulu. Tindakan dilakukan setelah Hyu
benar-benar berada di bawah pengaruh obat bius. Kira-kira setelah setengah jam
baru Hyu tidak sadar. Kalo tindakan sterilnya sih Cuma sekitar 15 menit saja.
Karena Hyu
jantan, maka tindakan dilakukan dilakukan dengan cara mengambil testisnya.
Sehingga nantinya skrotum Hyu menjadi lebih kecil dari semula karena sudah
tidak berisi testis lagi.
Setelah
tindakan selesai, Hyu diperbolehkan pulang. Ada dua obat yang harus diminumnya
dan ada satu salep yang harus dioles di lukanya sampai mengering.
Begitu sampai
di rumah, Hyu belum juga tersadar. Hingga dua jam kemudian barulah ada
pergerakan dari Hyu. Perawatan Hyu setelah tindakan steril tidak seribet ketika
Jenggo dan Hoheng steril. Dan juga Hyu adalah kucing yang mudah ketika dispuit
untuk minum obat.
Dalam waktu
lima hari, Hyu sudah benar-benar sehat seperti sedia kala. Yang lebih
menyenangkan adalah Hyu sudah tidak pernah menandai wilayah dengan air seninya
dan juga tidak pernah mengeong dengan keras.
Bahkan setelah
steril nafsu makan Hyu menjadi bertambah yang membuat badannya juga semakin
berotot…
Sehat-sehat Hyu
ganteng…
No comments:
Post a Comment