Kali ini saya
memaksa ayah untuk jalan-jalan alias piknik tipis-tipis di Hari Sabtu.
Jalan-jalan yang agak jauh tapi puas. Hari minggunya masih bisa istirahat di
rumah sebelum kembali beraktivitas di Hari Senin.
Pilihan kali ini
jatuh ke tempat wisata baru yaitu Watu Rumpuk. Watu rumpuk terletak di Desa
Mendak Kecamatan Dagangan, Kab. Madiun. Berjarak sekitar 25 km dari rumah kami,
Watu Rumpuk dapat kami tempuh dengan lama perjalanan kurang lebih satu jam.
Pada tanggal 8
September 2018, saya, ayah dan Asllan mengunjungi Watu Rumpuk melalui Dolopo.
Dari masjid besar Dolopo belok ke kiri. Pada traffic lightnya ada petunjuk arah
ke Watu Rumpuk. Yang saya ingat ada patung semar di perempatan tersebut.
Saya dan ayah
sengaja berangkat dengan perut kosong alias belum sarapan. Kami berniat sarapan
nasi pecel daun jati di tengah perjalanan kami. Kalo Asllan tetap sarapan dari
rumah dong.
Nasi pecel daun
jati dapat kita temui tidak jauh dari perempatan masjid besar Dolopo. Sekitar
300m ada penjual nasi pecel tersebut di kanan jalan. Dua ratus meter kemudian
dapat kita temui juga nasi pecel daun jati di sebelah kiri jalan. Hanya dengan
harga Rp. 5.000,- sudah dapat menikmati nasi pecel dengan lauk tempe goreng dan
peyek. Yang jelas perut sudah kenyang dong…
Perjalanan kami
lanjutkan lagi. Setelah memasuki gapura masuk Desa Siluk, ada petunjuk arah
belok kiri jika akan ke Watu Rumpuk. Kita ikuti saja petunjuk arah tersebut,
sudah banyak tersedia, kok.
Jalan yang
dilalui lumayan ekstrim. Naik turun dengan tikungan-tikungan yang tajam.
Ditambah dengan aspal yang sudah mulai mengelupas membuat ayah sangat
berhati-hati mengendarai motornya.
Akhirnya sampai
juga kami di gerbang unik yang ternyata loket pembayaran tiket masuk. HTM watu
rumpuk yaitu Rp. 5.000,-/orang dan parkir roda dua sebesar Rp. 2.000,-. Tiket
parkir jangan sampai hilang, karena akan diminta ketika kita parkir.
Ketika kami ke
sana, pembangunan watu rumpuk masih terus berlangsung. Namun fasilitas yang
telah jadi menjadikan pengunjung puas mengunjunginya.
Ada sitemark watu rumpuk di depan parkir.
Cukup besar untuk foto dengan rombongan yang banyak. Yang menjadi nilai jual
dari watu rumpuk adalah batu-batu besar yang unik dan dipadukan dengan taman
bunga warna warni yang tertata indah. Membuat batu-batu besar tersebut terlihat
cantik.
Selain itu
adapula rumah pohon dan beberapa gubug yang bisa digunakan untuk bersantai.
Tempat sampah dan puntung rokok banyak tersedia sehingga lokasi terlihat
bersih. Fasilitas umum yang ada yaitu toilet dan mushola. Food court juga tersedia yang dilokalisir dekat mushola.
Asllan senang
sekali naik di rumah pohon. Berani naik sampai atas bersama ayah, lho. Dan
Asllan juga semangat memanjat batu-batu besar itu. Tentu saja dengan pengawasan
saya dan ayah. Bermain kejar-kejaran di jalur yang tersedia dan juga bermain
petak umpet diantara kebun bunga menjadi kegiatan kita selanjutnya.
Nah, saking
semangatnya berlarian, Asllan terasa laper. Maka kami menuju foodcourt. Banyak menu yang ditawarkan
antara lain bakso, mi, pentol, gorengan, dan sate ayam. Pilihan kami tertuju
pada sate ayam. Wah, lumayan juga menu yang tersedia di foodcourt ini.
Di atas
musholla ada anak tangga yang menuju ke sebuah lokasi di bukit. Asllan semangat
sekali mengajak kami menaikinya. Di atas ada beberapa spot foto yaitu kapal,
lingkaran seperti sarang burung, dan spot bukit cinta.
Bukit cinta
sepertinya diperuntukkan para muda mudi. Terlihat dari ornamen yang dipasang
dan juga kalimat-kalimat cinta yang tertulis di beberapa tempat.
Kemudian ada
pula rumah pohon atau lebih tepat disebut gardu pandang. Tapi Asllan tidak mau
menaikinya. Asllan lebih memilih untuk terus berjalan hingga sampai di sisi
lain tangga yang menurun. Ketika kami menuruninya, ternyata tangga ini adalah
tangga yang terletak di samping sitemark
watu rumpuk. Yang artinya kami sudah sampai di tempat parkir dan bersiap untuk
pulang.
Saya, ayah dan
Asllan sangat puas menghabiskan waktu di watu rumpuk. Semoga pembangunannya
segera selesai dan menambah fasilitas di watu rumpuk.
No comments:
Post a Comment