Wednesday, 27 June 2018

Umbul Square


Sebetulnya sudah lama saya ingin mengajak Asllan dan Ayahnya berkunjung ke Umbul Square. Lokasi yang sering saya lewati ketika perjalanan ke hutan, menumbuhkan rasa penasaran. Ditambah cerita dari beberapa teman yang sudah berkunjung ke sana menjadikan saya semakin bersemangat untuk segera mengunjunginya.
Akhirnya pada tanggal 21 Januari 2018 saya mengajak Asllan dan Ayahnya ke Umbul Square. Komentar pertama yang keluar dari Asllan adalah “jauh”. Tapi dia tetap semangat ingin tahu ada apa di dalamnya.
Setelah dari parkiran, yang pertama kami temui adalah gedung klinik dan karantina satwa. Saya dan suami senang dengan adanya gedung ini. Karena itu pertanda bahwa manajemen Umbul Square peduli terhadap satwa di dalamnya.
Zona pertama yang kami kunjungi adalah minizoo Wanamarta. Mulai dari burung kasuari, burung kakaktua, musang, ular, buaya, monyet, landak, simpanse, merak, dan singa. Masing-masing kandang terdapat papan informasi yang memudahkan pengunjung untuk mengetahui tentang satwa penghuni kandang tersebut.
Di kandang anakan buaya muara, terdapat tawaran untuk berfoto dan memberi makan buaya (tentu saja dengan didampingi keeper). Tidak disangka ternyata Asllan ingin pegang anakan buaya tersebut. Langsung saja saya mengijinkan, dong. Dengan didampingi ayahnya dan mas keeper, Asllan langsung pegang anakan buaya tersebut.
Selain foto dengan anakan buaya, Asllan dan ayahnya juga memberi makan rusa di kandangnya. Kebetulan memang telah tersedia pakan yang bisa dibeli untuk diberikan kepada rusa.
Selain aneka satwa, di zona minizoo tersebut terdapat beberapa tanaman langka yang sudah diberi papan informasi mengenai nama latin dan fungsi dari masing-masing jenis tanaman tersebut. Tentu saja bisa meningkatkan pengetahuan pengunjung. Namun yang perlu diingat, tanaman tersebut bukan untuk dibawa pulang.
Setelah selesai dari zona minizoo, kami melanjutkan perjalanan ke wahana permainan. Terdapat bianglala yang cukup tinggi, komedi putar, dan kora-kora, dengan harga tiket Rp. 5.000,- untuk masing-masing permainan. Pilihan kami jatuh pada bianglala. Bianglala ini berjalan perlahan karena pada posisi puncaknya cukup tinggi. Sehingga pengunjung bisa menikmati pemandangan sekitar Umbul Square dengan nyaman.
Dari ketinggian pada bianglala itulah, kami melihat adanya zona waterboom, outbond, dan taman lampion di kawasan Umbul Square. Tentu saja, lokasi tersebut menjadi target kunjungan kami selepas turun dari bianglala.
Dalam perjalanan menuju lokasi outbond, kami tertarik pada pojok sejarah. Ternyata ada sebuah sumber mata air belerang di sini. Disebut dengan sumber air belerang Tirta Amerta. Selain itu, terdapat sebuah makam di dalamnya. Tidak terlalu lama kami berada di pojok sejarah, karena Asllan mengajak ke zona outbond.
Zona outbond sebenarnya cukup lengkap, namun sepertinya jarang digunakan. Dan ketika kami berkunjung ke sana tidak ada petugas yang menjaganya. Jadilah kami para orangtua yang menjaga anak masing-masing.
Di samping zona outbond, terdapat zona lampion. Sebenarnya sangat menarik lampion yang ditawarkan. Hanya saja saya kurang tau, apakah Umbul Square ini buka sampai malam. Karena kecantikan zona lampion pasti akan terlihat ketika malam tiba.
Setelah zona lampion, sampailah ke zona waterboom dengan harga tiket Rp. 5.000,-/ orang. Karena Asllan tidak kami persiapkan untuk bermain ke waterboom, jadilah kami hanya melihat dari luar saja.
Di samping waterboom, terdapat zona mainan modern. Seperti otopet, eksavator pasir, dan odong-odong. Tentu saja, Asllan langsung minta mainan eksavator pasir favoritnya. Sambil menunggu Asllan bermain eksavator, saya tertarik dengan keberadaan seekor ular sanca albino. Ternyata, ular tersebut adalah sebuah property untuk foto yang disediakan bagi pengunjung yang berminat.
Ketika saya tawarkan ke Asllan, ternyata dia dengan semangat mau foto dengan ular sanca tersebut. Jadilah kami sekeluarga foto dengan ular tersebut. Wah, ternyata lumayan berat juga si albino ini. Yang membuat saya senang adalah Asllan sama sekali tidak takut untuk pegang si albino. Padahal saya sebetulnya merinding disko harus pegang si albino ini.
Hemmm…, dengan tiket masuk seharga Rp. 20.000,-/pengunjung ketika hari sabtu/minggu/libur, kami puas dengan keberadaan wahana di Umbul Square ini. Bisa dijadikan referensi tempat liburan di Madiun, deh.

No comments:

Post a Comment