Sejak Jenggo tidak pulang, kegiatan saya dan suami tiap
sore adalah berkeliling komplek dan sekitarnya untuk mencarinya. Bahkan dua
malam terakhir kami mencari Jenggo sampai ke Pasar Hewan (Joyo). Pada malam
kedua kami mencarinya, tepatnya tanggal 4 Juli 2017 bukannya ketemu Jenggo.
Tapi kami malah mendengar tangisan kucing kecil. Setelah dicari, kami menemukan
empat ekor anak kucing yang gendut, bersih dan lucu.
Kami urungkan untuk membawa mereka pulang ke rumah karena
tujuan kami adalah mencari Jenggo. Ketika perjalanan pulang, kami melewatinya
lagi. Dan mereka masih berada di sana dan masih menangis. Karena tidak tega,
akhirnya kami bawa mereka berempat pulang ke rumah.
Mereka kira-kira sudah berumur satu bulan. Sudah lebih
besar daripada Bantar yang pernah kami temukan sebelumnya. Hanya saja sepertinya
mereka baru bisa berjalan. Karena kaki belakangnya masih sedikit rendah. Namun
mereka sudah mulai bisa grooming
sendiri.
Mereka berempat terdiri dari dua ekor jantan dan dua ekor
betina. Masing-masing kami beri nama Foge, Whooper, Limbuk dan Cempluk. Untuk
menyingkatnya kami menyebut mereka F4. Foge dan Whooper adalah kucing jantan
sedangkan Limbuk dan Cempluk adalah kucing betina.
Corak Foge mirip seperti Crimy, sedangkan Whooper seperti
Loreng tapi ada empat buah bulatan layaknya dalmation. Untuk Cempluk persis
seperti slewah (anaknya Jenggo). Sedangkan Limbuk berwarna putih dengan motif
bulatan berwarna cokelat kuning seperti Jenggo.
Saya dan Suami bergantian memberi susu dengan media dot.
Mereka ternyata sudah pintar minum susu. Berempat secara gantian mulai minum
dengan dot. Yang paling banyak minum susu adalah Limbuk. Kemudian diikuti
Cempluk dan Whooper. Untuk Foge paling susah minum dot. Dari awal kami temukan
dia yang sudah terlihat lemas dan badannya paling kecil.
Kami berusaha memberi susu dua jam sekali. Akhirnya mereka
berempat mulai terlihat lincah dengan perut yang gembul. Hingga tiba saat kami
harus ke Jogja selama satu hari. Suami merasa sayang apabila harus menitipkan
F4. Sedangkan pertimbangan saya adalah daripada tidak ada yang merawat lebih
baik dititipkan saja.
Akhirnya kami titipkan F4 ke petshop dekat rumah. Di sana
F4 diberi dryfood (DF) dan mau.
Begitu pula ketika dikasih wetfood
(WF). Hanya saja saya berfikir apakah seusia itu sudah bisa makan? Tapi saya
pasrahkan saja kepada dokternya.
Besok malamnya saya ambil F4 untuk kembali ke rumah.
alangkah kagetnya saya dan suami melihat kondisi F4. Mereka terlihat kotor
dengan bekas BAB yang tercecer di badan mereka. Selain itu leher dan mulut
basah kuyup. Sepertinya cara memberi minumnya berbeda dengan di rumah.
Yang terlihat sangat berbeda adalah mereka diberi susu
dengan dosis satu sachet untuk sekali minum. Padahal ketika di rumah, mereka
minum susu tapi tidak sekental itu. Yang terjadi adalah mereka mencret. Padahal
ketika kami titipkan mereka BAK dan BAB dengan normal sehingga anusnya bersih.
Kami berfikir bahwa mereka pasti mencret. Karena selain
bekas BAB yang belepotan, anus mereka
juga terlihat merah. Benar saja, ketika kami masukkan ke litter box mereka langsung BAB dan mencret!.
Sangat menyesal mengetahui kondisi F4 saat itu. Mereka
jadi terlihat kotor dan kurang sehat. Yang membuat kami sedih adalah mereka
tidak mau lagi minum pake dot. Dan nafsu makan mereka mulai menurun. Kami beri
DF maupun WF, susu dari dot, susu dari mangkok semuanya tidak mereka sentuh.
Pada tanggal 17 Juli 2017 malam Foge mati, kemudian
diikuti Whooper besok paginya. Cempluk menyusul tiga hari kemudian (20 Juli
2017). Dan yang terakhir meninggalkan kami adalah Limbuk pada tanggal 21 Juli
2017.
Maafkan kami, F4...
Semoga kalian tenang di sana...
We luv u...
No comments:
Post a Comment