Wednesday, 9 August 2017

Sepuluh Bulan di Malang

Sepuluh bulan sudah saya tinggal berjauhan dari anak dan suami. Saya harus kerja di kota Malang sedangkan anak dan suami tetap tinggal di Madiun. Memang sangat berat terasa harus berpisah sementara waktu.
Saya akui Malang memang kota yang indah dan menyenangkan. Transportasi dalam kota mudah, banyak angkot dengan segala macam jurusan dengan tarif yang terjangkau. Pelajar hanya membayar Rp. 2.000,- sedangkan umum harus membayar Rp. 4.000,- dan kita akan diantar sesuai rute jurusan angkot tersebut.
Tentang kuliner di Malang, saya mengakui banyak kuliner yang dapat memanjakan lidah. Selain itu banyak pula kuliner yang menawarkan lokasi yang menarik. Pengunjung bisa menyesuaikan kebutuhan dan keinginannya.
Selama tinggal di Malang, saya memilih menempati kos di Jalan Kelud yang tidak jauh dari kantor saya yang terletak di Jalan Kawi. Sehingga untuk menuju ke kantor maupun pulang ke kos cukup dengan jalan kaki saja. Hitung-hitung sekalian olahraga setiap pagi.
Hanya beberapa tempat yang pernah saya singgahi selain kantor dan kos antara lain :
Malang Olympic Garden atau sering disebut dengan MOG. Adalah salah satu Mall di kota Malang. Lokasi dari MOG ini hanya 300 meter di Barat kantor saya. Tak heran jika MOG menjadi salah satu tujuan saya ketika di Malang. Antara lain sebagai tujuan cuci mata, makan dan mencari keperluan tertentu. Ketika itu saya mencari parcel lebaran untuk teman-teman satu ruangan dan untuk ibu kos. Selain itu saya juga mencari baju cheongsam untuk Asllan di Center Point yang ada di MOG. Pernah juga mengantar teman kos mencari keperluannya serta diajak teman sekantor makan di Hoka-Hoka Bento yang ada di MOG.
Sebagai salah satu pusat pembelanjaan, Ramayana juga hadir di Kota Malang. Lokasi dari Ramayana adalah sebelah timur Alun – Alun Kota Malang.  Dua kali saya mengunjungi Ramayana. Ketika mengantar teman kos beli baju baru untuk Lebaran dan ketika mencari baju cheongsam untuk Asllan. Ada Dunkin Donuts yang terletak persis di samping Ramayana. Ramayana dan Dunkin Donuts bisa ditempuh dengan angkot MM ke arah Timur dari kantor.
Matahari departemen store juga ada di Kota Malang. Terletak di sebelah Utara –Timur dari Ramayana dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Sehingga cukup dengan berjalan kaki dari Ramayana tidak sampai lima belas menit sampailah di Matahari. Meskipun pada pertengahan tahun 2016 sempat mengalami kebakaran, namun kini mulai beroperasi lagi. Baru satu kali saya mengunjunginya yaitu saat mencari baju cheongsam untuk Asllan. (kesimpulannya, saya harus muter-muter untuk mendapatkan baju cheongsam untuk Asllan)
Malang City Point, sepertinya Mall yang terbilang baru di Kota Malang. Mall ini terletak di samping Dieng Plaza di Jalan Terusan Dieng, Malang. Arah Barat kalau dari kantor di Jalan Kawi. Hanya sekali saja saya mengunjunginya. Masih banyak ruang yang kosong dan pengunjung tidak terlalu ramai. Ace Hardware yang menjadi tujuan saya ketika di sini. Malang City Point bisa ditempuh dengan angkot MM arah ke Barat dari kantor. Namun kita hanya bisa turun di perempatan Dieng Plaza, kemudian jalan 50 meter hingga sampai di Mall ini.
Untuk gadget (laptop) sangat banyak tersedia di Dieng Plaza. Selain menyediakan laptop, tempat ini juga menjadi langganan penduduk Malang untuk service laptop. Sedangkan untuk handphone banyak tersedia di Gajah Mada Plaza. Namun saya belum sempat mengunjunginya.
Malang terkenal dengan kota yang sejuk meski masih kalah sejuk dengan Kota Batu. Alangkah nikmatnya jika ditemani dengan Jagung Bakar. Tidak perlu menempuh perjalanan jauh dari kos. Saya dan teman kos meluncur ke Jagung Bakar Pulosari. Ketika itu kami naik sepeda motor, akan tetapi lokasi ini bisa ditempuh dengan angkot LG dari kantor.
Saya memang bukan pecinta kopi. Agak terasa aneh ketika diajak teman kos dan teman kantor untuk mengunjungi Kopi Aceh Sanger di Jalan Bunga Cokelat. Penasaran juga ada makanan atau minuman apalagi selain Kopi Aceh. Lokasi didesain seperti cafe bagi anak muda. Dengan meja dan kursi yang minimalis. Saya memesan mi aceh dan jus alpukat kala itu. Sedangkan teman kerja yang memang asli dari Sumatera memesan Kopi Aceh. Ketika itu kami naik sepeda motor untuk menuju ke sana. Sayang sekali saya kurang paham angkot apa yang bisa membawa ke lokasi tersebut.
Di Malang siapa sih yang gak kenal dengan bakso? Ya, bakso memang menjadi kuliner favorit. Gak perlu jauh-jauh untuk bisa mencicipi bakso yang endess. Salah satunya adalah bakso mas adi yang lewat di depan kos (Jl. Bareng kartini). Favorit saya adalah bakso goreng bundar, bakso urat/kasar serta pangsit rebusnya. Mas adi lewat setelah pukul 17.00 WIB setiap harinya. Dengan panggilan khasnya yang berbunyi “thik thok thik thok” membuat saya dan ibu kos langsung membuka pintu ketika dia lewat.
Selain bakso Mas Adi, ada juga Bakso Dong di Jl. Kauman. Lokasi yang dekat dari kantor menjadikan mudah untuk menjangkaunya hanya dengan jalan kaki.
Bakso sudah kita bahas, sekarang saatnya membahas soto. Ya, soto yang sering saya singgahi selama di Malang adalah soto pagi yang berada di Taman Salak. Namanya juga soto pagi, pastikan kita sudah menyantapnya pada pukul 06.30 WIB. Selebihnya dijamin menyesal karena habis.
Tak jauh dari soto pagi, ada sebuah warung yang juga menjadi favorit saya. Yaitu jus gajayana. Terletak di pojok utara stadion gajayan. Sebetulnya warung jus tidak terlalu besar. Namun jangan ditanya jus yang dihasilkan. Heemmm...lezzaat...kental dengan rasa buah yang kuat.
Sebagai ‘anak kos’ biasanya akan bingung dengan makan malam. Namun lokasi kos yang berada di sekitar Jl. Kelud menjadikannya mudah. Ya, di sepanjang Jl kelud terdapat sate ayam dan gule, capcay juga nasi goreng di depan polsek klojen, kemudian ada pula penyetan di pojokan gang, tak lupa ada pula tahu telor di dalam gang. Cukup beragam bukan?
Untuk sarapan pun saya tidak terlalu bingung. Kebetulan samping kos persis adalah sebuah warung sayur mentah dan matang serta camilannya. Yang selalu saya beli adalah buntil seharga Rp. 3.500,- atau pepes (tahu, pindang) dengan harga Rp. 1.000,- dan susu kedelai dengan harga Rp. 1.000,-. Harga yang sangat terjangkau bukan? Nasi putih tinggal beli di kantin kantor. Meskipun menjadi anak kos, namun tetap bergizi dong makanannya.
Sebagian besar waktu memang saya habiskan di kos atau kantor. Saya memang tergolong jarang keluar kos. Meski begitu ada beberapa tempat yang sudah saya datangi. Salah satunya adalah splendid. Splendid terletak di jl. Tumapel dekat dengan bundaran bambu runcing. Splendid adalah surga dunia bagi pecinta tanaman. Kalau mau membeli tanaman dan merancang taman di sinilah anda bisa terpuaskan. Splendid selain menjadi pusat tanaman hias juga sebagai pusat pasar hewan di kota malang. Kalau dari kos bisa naik angkutan MM tujuan stasiun.
Selain splendid, salah satu lokasi yang menjadi favorit saya adalah pasar buku wilis. Tidak jauh dari kantor sebenarnya. Cukup sekali angkot LG sudah sampai di pasar buku wilis. Di sinilah sorga dunia bagi pecinta buku. Segala buku bekas maupun buku baru tersedia di sini dengan harga yang jauh lebih murah daripada di toko buku. Namun perlu diperhatikan, terkadang terdapat buku hasil fotokopian.
Lokasi yang paling setia dengan keberadaan saya adalah stasiun kota malang. Untung saja lokasi stasiun tergolong dekat dan bisa ditempuh dengan satu kali angkot yaitu MM. Sebenarnya di seberang stasiun ada taman rakyat yang bisa digunakan untuk bersantai bersama keluarga. Namun saya belum pernah mencobanya.
Nah, setelah saya menceritakan tentang beberapa lokasi yang pernah saya singgahi, sekarang saya akan bercerita tentang kos tercinta. Awal datang di Malang saya tidak tertarik dengan tempat kos ini. rencana awal hanya satu bulan saja saya kos di situ. Lokasinya memang dekat dengan kantor. Cukup ditempuh dengan jalan kaki, dan dekat dengan warung makan. Sehingga tidak perlu pusing untuk mencari makan malam. Namun bangunan ini adalah bangunan rumah tinggal dengan dua kamar kosong sehingga sepi. Ibu kos adalah purnawirawan polri yang sudah sepuh. Beliau tinggal sendiri di rumah. Jadilah saya dan teman saya sebagai “teman” bagi beliau. Selama sepuluh bulan saya tinggal di rumah tersebut saya sudah mengalami empat kali ganti teman kos. Sangat terasa ibu kos lebih dekat kepada saya. Dan saya merasakan bahwa beliau sedih ketika saya harus kembali ke Madiun dan meninggalkannya.
Salah satu dan yang paling berarti bagi saya selama di Malang adalah dukungan dari teman satu ruangan di kantor. Saya sangat berterima kasih kepada mbak ira, pak budi dan pak untung. Mereka selalu menghibur disaat saya sedang down baik dengan banyolan dan juga empati. Mereka berusaha memperkenalkan saya dengan indahnya kota malang. Terima kasih tak terhingga atas doa dan semangat serta rasa kekeluargaan yang telah diberikan untuk saya. Sukses untuk kalian semua...

Dan....akhirnya mulai tanggal 6 Maret 2017 saya sudah resmi bekerja kembali di kota  Madiun tercinta. Bisa mendampingi asllan dan ayah setiap hari....Alhamdulillah....

No comments:

Post a Comment