Saturday, 22 July 2017

Cokelat Monggo (Desember 2016)

Sebagai warga Yogyakarta saya penasaran mengenai cokelat yang satu ini. Sebelum menikah saya pernah mencoba cokelat yang pada saat itu saya peroleh di toko Mirota Batik Malioboro. Hemm, cokelat yang enak dan eksklusif bagi saya. Eksklusif karena memang hanya ditemukan di toko tertentu saja.
Kini, saya baru mengetahui bahwa cokelat tersebut diproduksi di Yogyakarta. Yaelah, kemana aja saya sampai tidak mengetahui hal ini?
Cokelat Monggo, nama cokelat yang dari tadi saya ceritakan. Diproduksi di Purbayan, Kotagede. Tepatnya di Jl. Dalem KG III/978, RT.043/RW.10 Kotagede Yogyakarta. Lokasi yang dekat dari rumah uti di Tamansiswa. Sungguh besar keinginan saya untuk mengunjungi rumah produksinya ketika libur akhir tahun ini.

Jika menggunakan kendaraan pribadi akan lebih mudah mencapainya. Lokasi ini terletak di Selatan Pasar Kotagede dan Makam raja mataram. Nantinya ada petunjuk jalan menuju arah Cokelat Monggo. Jika menggunakan kendaraan umum bisa menggunakan taksi atau becak. Bisa juga menggunakan bus trans Jogja jalur 2A atau 2B namun hanya sampai di timur Tom Silver (perusahaan perak). Perjalanan harus dilanjutkan menggunakan becak/ojek/andong.
Senin, 26 Desember 2016 saya mengunjungi Cokelat Monggo. Kesan asri dan ‘Jogja banget’ sangat terasa begitu memasuki area parkir. Sambutan ‘monggo’ kami terima dari salah seorang pramuniaga toko sambil mengacungkan ibu jarinya. Masuk ke dalam toko langsung bisa ditemui showroom dari produk monggo.  
Sebenarnya pengunjung bisa melihat proses pembuatan Cokelat Monggo di pabrik ketika beroperasi. Meskipun hanya diperbolehkan melihat dari luar kaca, namun semua proses produksi cokelat bisa terlihat jelas. Hanya saja pengunjung harus menyesuaikan dengan jam operasional pabrik yaitu Hari Senin hingga Jumat pukul 08.00-17.00 WIB, dan Hari Sabtu pukul 09.00-14.00 WIB. Bagi yang ingin mengadakan tour group bisa menghubungi public relation Cokelat Monggo jauh hari sebelumnya.
Showroom Monggo beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-18.00 WIB. Selain showroom, Cokelat Monggo tersedia di official stores di beberapa tempat, yaitu :
- Jl. Tirtodipuran No. 10, Mantrijeron. Buka setiap hari pukul 08.00-22.00 WIB
 - Bandara Adisucipto, terminal A dan B (departure). Buka setiap hari pukul 05.00-22.00 WIB
 -  Amplaz (Ambarukmo Plaza) Ground floor. Buka setiap hari pukul 10.00-22.00 WIB
Untuk mengetahui cita rasa Cokelat Monggo, ada tester yang bisa dicicipi. Asllan lebih suka dark cokelat 58%. Sedangkan saya dan ayah lebih memilih dark cokelat 77%. Meskipun lebih pahit namun anti oksidannya lebih tinggi.
Banyak sekali varian Cokelat Monggo. Mulai dari cokelat batang 40 gram, cokelat papan 80gr, cokelat oleh-oleh 100gr, pralline, hingga cokelat unik berbentuk stupa atau sepatu. Tentu saja dengan macam-macam rasa dan harga yang berbeda pada masing-masing variannya. Varian terlengkap tersedia di showroom Kotagede.
Selesai membayar, kami masih bermain di area pabrik dan showroom cokelat monggo. Pada teras showroom terdapat kursi kayu dengan model klasik yang mengundang kami untuk istirahat sejenak. Kursi ini diletakkan di samping gilingan cokelat dan rangkaian foto yang berisi informasi tentang produksi cokelat. Selain itu terdapat pula buku tamu yang bisa diisi dengan kesan dan pesan terhadap Cokelat Monggo.

Area parkir yang asri menjadi tujuan kami selanjutnya. Terdapat kursi yang terbuat dari kayu dengan dilengkapi roda andong yang menjadikannya unik. Bisa untuk rehat sekaligus selfie tentu saja.
Kemudian ada juga gasebo dan kursi kayu yang lebih lebar dengan gambar kepala petruk sebagai latar belakangnya. Selain kursi dengan aksen kuno dan klasik, adapula kursi dan meja modern di bawah payung lipat.
Selain tempat untuk rehat, terdapat pula beberapa mainan jawa yang boleh digunakan di area cokelat monggo. Ayah mencoba bermain egrang sedangkan asllan bermain kuda lumping dan seruling kicauan burung. Ada pula bakiak namun tidak kami mainkan.
Tersedia pula air putih di kendi yang tentu saja menjadikannya segar. Dingin namun tidak seperti air yang berasal dari kulkas. Jangan khawatir, kita bisa menggunakan gelas yang tersedia apabila tidak bisa minum langsung dari kendi.
Sebagai sarana pembersihan, tersedia keran untuk cuci tangan di antara kendi dan mainan. Siapa saja bisa cuci tangan terutama setelah bermain atau setelah belepotan mencicipi kelezatan Cokelat Monggo. Tidak perlu takut kotor lagi.
Ada satu titik selfie yang menarik perhatian pengunjung. Lokasi ini berada di samping gerbang. Apa yang membuat menarik? Tentu saja keberadaan sebuah vespa tua berwarna pink. Ya, vespa pink ini yang menjadi saksi bisu sejarah perjalanan Cokelat Monggo.
Pada awal berdirinya, Cokelat Monggo memang memiliki cerita tersendiri. Thierry Detournay adalah pemilik Cokelat Monggo yang berkebangsaan Belgia. Dengan kemampuannya membuat cokelat maka dibuatlah cokelat praline dengan cita rasa Belgia. Banyak yang menyukai cokelat buatan Thierry hingga akhirnya beliau memutuskan untuk menjualnya.
Cokelat buatannya belum memiliki merk saat itu. Beliau menjual di seputaran UGM dalam kegiatan sunmor (Sunday morning). Untuk menarik pengunjung dipakailah vespa yang dicat warna pink sehingga terlihat menyolok diantara ramainya pengunjung sunmor.
Melihat ramainya antusias pengunjung, Thierry beserta dua orang temannya mendirikan CV Anugerah Mulia Indobel. Pada awalnya mereka memproduksi cokelat dengan merk Cacaomania namun kurang mendapat respon. Hingga akhirnya tercetuslah kata ‘Monggo’ yang menjadi merk cokelat produksinya. Merk tersebutlah yang menjadi daya tarik pengunjung.

Ya, Cokelat Monggo memang semakin terkenal. Menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Yogyakarta. Monggo, mampir!

No comments:

Post a Comment