Khawatir
lemas dan ASI berkurang jika berpuasa? Kekhawatiran tersebut pasti muncul bagi
ibu menyusui. Nah, tidak perlu risau akan hal itu, tulisan ini akan
menjelaskannya.
Ibu
menyusui sebenarnya tetap diwajibkan untuk berpuasa di Bulan Ramadhan. Hanya
saja mendapat kemudahan untuk tidak berpuasa, namun tetap harus membayarnya
kelak. Ingat bahwa ASI adalah hak anak dan puasa adalah ibadah. Harus dicermati
dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan keduanya.
Keputusan
untuk berpuasa maupun tidak bagi ibu menyusui, membutuhkan pertimbangan khusus.
Yang pertama adalah dengan konsultasi ke dokter. Dokter akan memeriksa kondisi
ibu menyusui dan kecukupan gizinya. Selanjutnya dokter akan mengizinkan
berpuasa atau tidak.
Pertimbangan
berikutnya adalah usia bayi. Bayi yang masih berada pada fase ASI eksklusif
(0-6 bln) belum mendapatkan tambahan makanan. Pada dua bulan pertama adalah
fase penyesuaian baik bagi bayi maupun ibu untuk menemukan pola menyusui yang
nyaman. Selain itu, bayi akan sering mengalami percepatan pertumbuhan yang
membutuhkan ASI lebih banyak. Hal ini juga menjadi pertimbangan dalam
memutuskan berpuasa atau tidak.
Apabila
ibu menyusui memutuskan berpuasa, berikut adalah lima tips agar ASI tetap
lancar:
1.
Berpikir
positif
Ibu menyusui harus
selalu berpikir positif dan dalam kondisi yang nyaman agar produksi ASI tetap
terjaga. Yakinlah bahwa ASI cukup meski berpuasa. Ingatlah bahwa prinsip
produksi ASI adalah on demand (sesuai
permintaan). Semakin sering pengosongan payudara semakin banyak produksi ASI.
Jadi tetaplah rutin menyusui langsung maupun memerah ASI.
2.
Cukup asupan gizi dan cairan
Gizi ibu menyusui yang
sedang berpuasa tidak boleh kurang. Tetap makan besar dengan gizi lengkap dan
seimbang sebanyak tiga kali yaitu saat berbuka, setelah sholat tarawih dan
ketika sahur. Karbohidrat, protein, lemak dan serat harus selalu ada pada
setiap menu makan, lho, Bun. Selain
itu, Bunda sebaiknya memperbanyak konsumsi cairan baik air putih, susu, jus
buah atau sayuran.
3.
Istirahat cukup
Bunda harus istirahat
yang cukup dan jangan terlalu capek. Istirahat yang cukup akan meningkatkan produksi
ASI. Selain itu badan terasa bugar dan tetap bisa beraktivitas bersama bayi.
4.
Perhatikan kondisi bayi
Kondisi bayi harus
diperhatikan. Jika bayi menunjukkan gejala seperti berikut, segera hentikan
puasa :
-
Frekuensi buang air kecil bayi kurang
dari enam kali dalam 24 jam
-
Warna urine bayi mulai pekat
- Bayi mengalami gejala dehidrasi seperti
bibir kering, kulit tidak lentur, lemas, dan sebagainya
-
Bayi rewel dan gelisah
-
Bayi diare atau demam
5.
Perhatikan kondisi ibu menyusui
Jika Bunda mengalami
gejala seperti berikut, jangan paksakan! Segera hentikan puasa, ya, Bun :
-
Merasa pusing dan berkunang-kunang
meskipun setelah istirahat
-
Merasa sangat haus terutama setelah
menyusui atau memerah ASI
-
Urine berwarna pekat dengan bau yang
sangat tajam
Semoga tidak risau lagi untuk
menentukan apakah akan menjalankan puasa atau tidak. Dan sekali lagi, jangan
memaksakan diri. Ingat bahwa ibu menyusui, mendapat keringanan.
Selamat berpuasa!
No comments:
Post a Comment