Sunday, 28 May 2017

Lima Tips Menyusui di Bulan Puasa

Khawatir lemas dan ASI berkurang jika berpuasa? Kekhawatiran tersebut pasti muncul bagi ibu menyusui. Nah, tidak perlu risau akan hal itu, tulisan ini akan menjelaskannya.

Ibu menyusui sebenarnya tetap diwajibkan untuk berpuasa di Bulan Ramadhan. Hanya saja mendapat kemudahan untuk tidak berpuasa, namun tetap harus membayarnya kelak. Ingat bahwa ASI adalah hak anak dan puasa adalah ibadah. Harus dicermati dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan keduanya.

Keputusan untuk berpuasa maupun tidak bagi ibu menyusui, membutuhkan pertimbangan khusus. Yang pertama adalah dengan konsultasi ke dokter. Dokter akan memeriksa kondisi ibu menyusui dan kecukupan gizinya. Selanjutnya dokter akan mengizinkan berpuasa atau tidak.

Pertimbangan berikutnya adalah usia bayi. Bayi yang masih berada pada fase ASI eksklusif (0-6 bln) belum mendapatkan tambahan makanan. Pada dua bulan pertama adalah fase penyesuaian baik bagi bayi maupun ibu untuk menemukan pola menyusui yang nyaman. Selain itu, bayi akan sering mengalami percepatan pertumbuhan yang membutuhkan ASI lebih banyak. Hal ini juga menjadi pertimbangan dalam memutuskan berpuasa atau tidak.

Apabila ibu menyusui memutuskan berpuasa, berikut adalah lima tips agar ASI tetap lancar:
1.         Berpikir positif
Ibu menyusui harus selalu berpikir positif dan dalam kondisi yang nyaman agar produksi ASI tetap terjaga. Yakinlah bahwa ASI cukup meski berpuasa. Ingatlah bahwa prinsip produksi ASI adalah on demand (sesuai permintaan). Semakin sering pengosongan payudara semakin banyak produksi ASI. Jadi tetaplah rutin menyusui langsung maupun memerah ASI.
2.        Cukup asupan gizi dan cairan
Gizi ibu menyusui yang sedang berpuasa tidak boleh kurang. Tetap makan besar dengan gizi lengkap dan seimbang sebanyak tiga kali yaitu saat berbuka, setelah sholat tarawih dan ketika sahur. Karbohidrat, protein, lemak dan serat harus selalu ada pada setiap menu makan, lho, Bun. Selain itu, Bunda sebaiknya memperbanyak konsumsi cairan baik air putih, susu, jus buah atau sayuran.
3.        Istirahat cukup
Bunda harus istirahat yang cukup dan jangan terlalu capek. Istirahat yang cukup akan meningkatkan produksi ASI. Selain itu badan terasa bugar dan tetap bisa beraktivitas bersama bayi.
4.        Perhatikan kondisi bayi
Kondisi bayi harus diperhatikan. Jika bayi menunjukkan gejala seperti berikut, segera hentikan puasa :
-          Frekuensi buang air kecil bayi kurang dari enam kali dalam 24 jam
-          Warna urine bayi mulai pekat
-        Bayi mengalami gejala dehidrasi seperti bibir kering, kulit tidak lentur, lemas, dan sebagainya
-          Bayi rewel dan gelisah
-          Bayi diare atau demam
5.        Perhatikan kondisi ibu menyusui
Jika Bunda mengalami gejala seperti berikut, jangan paksakan! Segera hentikan puasa, ya, Bun :
-          Merasa pusing dan berkunang-kunang meskipun setelah istirahat
-          Merasa sangat haus terutama setelah menyusui atau memerah ASI
-          Urine berwarna pekat dengan bau yang sangat tajam
Semoga tidak risau lagi untuk menentukan apakah akan menjalankan puasa atau tidak. Dan sekali lagi, jangan memaksakan diri. Ingat bahwa ibu menyusui, mendapat keringanan.

Selamat berpuasa!

No comments:

Post a Comment