Sunday, 28 May 2017

Lima Cara Mengenalkan Puasa pada Balita

“Bunda, kenapa tidak makan sejak tadi? Ini sudah siang, loh

Siapa yang baru saja mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Si Kecil? Tentunya merupakan sebuah pertanyaan yang tidak diduga sebelumnya, bukan? Pertanyaan yang muncul dari seorang anak balita namun kita sebagai orangtua bingung akan menjawab seperti apa.

Balita memang belum diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Tapi tidak ada salahnya orangtua mulai mengenalkan apa arti puasa kepadanya. Tentu saja dengan bahasa dan batasan yang mudah diterima oleh balita.
Berikut tahapan mengenalkan puasa sesuai perkembangan usia :
1.        Usia di bawah tiga tahun (batita)
Fase batita adalah kongkrit atau nyata. Dia mudah melihat dan meniru namun masih sulit untuk membayangkan sesuatu yang abstrak.
Mengenalkan puasa pada batita cukup dengan kalimat sederhana saja. Misalnya : “Bunda sholat tarawih dulu ya, Nak.” Atau ketika Si Kecil terbangun dan mendapati orangtua sedang sahur maka sampaikan padanya “Ayah dan Bunda sedang sahur.”
Membaca cerita tentang puasa juga bisa dilakukan agar batita mengerti bahwa tidak hanya Ayah Bundanya saja yang berpuasa.
2.        Usia 3-5 tahun (balita)
Usia balita sudah mulai mengerti bahwa puasa adalah tidak makan dan minum sampai adzan maghrib. Bahkan usia ini sudah bisa dilatih berpuasa dengan batas waktu tertentu.

Perkenalan balita terhadap ibadah puasa kelak akan mempengaruhi dalam pelaksanaan puasa yang sesungguhnya. Sebagai orangtua tentu saja harus memperkenalkan puasa dengan benar sejak dini. Lima cara mengenalkan puasa pada balita adalah sebagai berikut :
1.        Suasana nyaman
Balita sangat senang dengan suasana yang nyaman. Orangtua harus bisa menciptakannya ketika berpuasa. Jelaskan bahwa kenyamanan adalah hadiah dari Allah karena menjalankan ibadah puasa. Jika balita merasa nyaman maka tidak merasa ada paksaan ketika menjalankan puasa.
2.        Latihan bertahap
Balita sudah bisa dilatih berpuasa secara bertahap. Mulai ajari tidak makan dan minum selama tiga jam atau sesuai kesepakatan. Kemudian tambahkan satu jam lagi jika dirasa anak sudah mampu menjalankannya.
3.        Hargai proses
Selalu hargai proses yang dialami balita. Jika balita sudah berbuka sebelum waktu yang telah disepakati tetap hargai usahanya. Selalu beri semangat agar Si Kecil berusaha lebih baik lagi.
4.        Jadi teladan
Orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anaknya. Tunjukkan bahwa tidak ada yang berbeda meskipun kita berpuasa. Bahkan ada sesuatu hal yang harus dilakukan lebih. Contohnya : sholat tarawih, tadarus Al-Quran, berbagi dengan yang membutuhkan dan sebagainya.
5.        Awasi kesehatan anak
Balita masih berada pada fase tumbuh dan berkembang. Tentu saja membutuhkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu pastikan bahwa nilai gizi seimbang selalu diberikan ketika berbuka maupun sahur. Jika terjadi penurunan kesehatan pada anak, latihan puasa bisa dilanjutkan beberapa waktu kemudian bahkan tahun depan.


Nah, semoga balita kesayangan sudah siap untuk latihan berpuasa, ya!

No comments:

Post a Comment