“Bunda,
kenapa tidak makan sejak tadi? Ini sudah siang, loh”
Siapa
yang baru saja mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Si Kecil? Tentunya
merupakan sebuah pertanyaan yang tidak diduga sebelumnya, bukan? Pertanyaan yang
muncul dari seorang anak balita namun kita sebagai orangtua bingung akan
menjawab seperti apa.
Balita
memang belum diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Tapi tidak ada salahnya
orangtua mulai mengenalkan apa arti puasa kepadanya. Tentu saja dengan bahasa
dan batasan yang mudah diterima oleh balita.
Berikut tahapan mengenalkan puasa
sesuai perkembangan usia :
1.
Usia di bawah tiga tahun (batita)
Fase batita adalah
kongkrit atau nyata. Dia mudah melihat dan meniru namun masih sulit untuk
membayangkan sesuatu yang abstrak.
Mengenalkan puasa pada
batita cukup dengan kalimat sederhana saja. Misalnya : “Bunda sholat tarawih
dulu ya, Nak.” Atau ketika Si Kecil terbangun dan mendapati orangtua sedang
sahur maka sampaikan padanya “Ayah dan Bunda sedang sahur.”
Membaca cerita tentang
puasa juga bisa dilakukan agar batita mengerti bahwa tidak hanya Ayah Bundanya
saja yang berpuasa.
2.
Usia 3-5 tahun (balita)
Usia balita sudah mulai
mengerti bahwa puasa adalah tidak makan dan minum sampai adzan maghrib. Bahkan
usia ini sudah bisa dilatih berpuasa dengan batas waktu tertentu.
Perkenalan balita terhadap ibadah
puasa kelak akan mempengaruhi dalam pelaksanaan puasa yang sesungguhnya.
Sebagai orangtua tentu saja harus memperkenalkan puasa dengan benar sejak dini.
Lima cara mengenalkan puasa pada balita adalah sebagai berikut :
1.
Suasana nyaman
Balita sangat senang
dengan suasana yang nyaman. Orangtua harus bisa menciptakannya ketika berpuasa.
Jelaskan bahwa kenyamanan adalah hadiah dari Allah karena menjalankan ibadah
puasa. Jika balita merasa nyaman maka tidak merasa ada paksaan ketika
menjalankan puasa.
2.
Latihan bertahap
Balita sudah bisa
dilatih berpuasa secara bertahap. Mulai ajari tidak makan dan minum selama tiga
jam atau sesuai kesepakatan. Kemudian tambahkan satu jam lagi jika dirasa anak
sudah mampu menjalankannya.
3.
Hargai proses
Selalu hargai proses
yang dialami balita. Jika balita sudah berbuka sebelum waktu yang telah
disepakati tetap hargai usahanya. Selalu beri semangat agar Si Kecil berusaha
lebih baik lagi.
4.
Jadi teladan
Orangtua harus menjadi
contoh yang baik bagi anaknya. Tunjukkan bahwa tidak ada yang berbeda meskipun
kita berpuasa. Bahkan ada sesuatu hal yang harus dilakukan lebih. Contohnya :
sholat tarawih, tadarus Al-Quran, berbagi dengan yang membutuhkan dan
sebagainya.
5.
Awasi kesehatan anak
Balita masih berada pada fase
tumbuh dan berkembang. Tentu saja membutuhkan nutrisi yang cukup. Oleh karena
itu pastikan bahwa nilai gizi seimbang selalu diberikan ketika berbuka maupun
sahur. Jika terjadi penurunan kesehatan pada anak, latihan puasa bisa
dilanjutkan beberapa waktu kemudian bahkan tahun depan.
Nah,
semoga balita kesayangan sudah siap untuk latihan berpuasa, ya!
No comments:
Post a Comment