Masih ingat dengan kisahnya blek
di postingan saya sebelumnya? Kali ini saya akan menuliskan tentang Crimy,
saudara kandungnya Blek yang saya adopsi. Awal pertemuan dengannya dimulai pada
tanggal 4 Agustus 2016 silam.
Setelah blek saya sendirikan
untuk persiapan saya bawa pulang, saya menemukan saudara kandungnya blek. Ada
empat ekor selain Blek saat itu. Namun selain jatuh cinta pada Blek, saya juga
tertarik dengan seekor lagi yang warna bulunya seperti coklat susu namun paling
agresif, itulah Crimy.
Sama seperti cerita Blek, bahwa
Crimy juga belum mahir minum sendiri. Jadilah Crimy juga minum susu dari dot
kucing. Hanya saja crimy tidak terlalu mahir minum dari dot. Banyak susu tumpah
dan bisa dipastikan Crimy lebih belepotan. Namun volume susu yang masuk ke
perut Crimy pasti lebih banyak daripada yang masuk ke perut Blek.
Semakin hari mereka semakin
sehat. Perut juga semakin gembul. Tingkah polah mereka sungguh menghibur kami
sekeluarga. Blek mempunyai naluri alami yang lebih bagus daripada Crimy. Crimy
lebih penakut, selalu mencari Blek kalau sedikit saja Blek tidak terlihat di
dekatnya.
Setelah satu bulan berada di
rumah mulailah mereka mandi. Blek dan Crimy jadi semakin ganteng setelah mandi.
Siapa yang tidak gemas melihat kegantengan mereka. Banyak orang bilang Crimy
itu jantan tapi cantik, sedangkan Blek sangat bagus corak bulunya. Mata biru
Crimy menjadikannya unik dan ganteng. Seperti kucing ‘bule’ kalau saya bilang.
Umur tiga bulan, saatnya mereka
vaksin setelah minum obat cacing sebelumnya. Namun dari hasil pantauan BAB,
Blek agak sedikit lembek. Jadilah Crimy terlebih dahulu yang mendapatkan vaksin
pertama.
Dasar Crimy yang lebih manja, dia
berontak ketika jarum suntik masuk tubuhnya. Begitu sampai di rumahpun dia
cenderung lebih diam. Dan Crimy selalu mendekati Blek. Seakan tahu bahwa adikny
habis vaksin, Blek setia menemani Crimy. Blek berbaring di samping Crimy dan
tidak mengajak mainan.
Bisa dikatakan Crimy adalah
kucing yang sehat. Aktif dan gesit berlarian serta bermain dengan saudaranya. Satu
hal yang paling saya rindukan dari Crimy adalah pose ulat atau kalau saya
bilang itu pose ‘ndlosor’. Selama
saya memelihara kucing dari sekolah dasar sampai saya sudah memiliki anak baru
Crimy yang sering berpose seperti itu. Terkadang setelah bermain mengejar cicak
atau bekejaran dengan Blek dengan tiba-tiba dia ndlosor. Wah, saya dan suami lansung terbahak-bahak mellihat
tingkahnya.
Crimy tergolong kucing yang
mendapatkan vaksin tepat waktu. Setelah mendapat vaksin yang pertama, Crimy
mendapatkan vaksin kedua selang satu bulan kemudian. Setiap hari sangat
terlihat pertumbuhan Crimy yang semakin semok. Bagaimana tidak berat badan
Crimy sudah 4 kg ketika mendapat vaksin keduanya.
Setelah Blek mati tanggal 5
Januari 2017, saya menjadi lebih protektif terhadap Crimy. Saya rutinkan
pemberian vitamin kepadanya. Saya larang Crimy keluar rumah. Saya ingin Crimy
panjang umur karena dengan melihat Crimy saya selalu ingat Blek.
Saya gak tau, apa memang
kebetulan atau karena saudara kandung atau memang ada fasenya kucing senang
bermain di atas motor. Mendiang Blek sangat senang bermain di motor suami. Pada
saat itu Crimy hanya melihat dan kalaupun mau naik motor hanya duduk manis di
motor saya. Tidak mainan seperti Blek. Namun setelah Blek mati, Crimy mulai
naik motor suami untuk pertama kalinya yaitu tanggal 7 Januari 2017. Dua hari
setelah kematian Blek, Crimy melakukan hal yang sama. Bagaimana saya tidak
meneteskan air mata melihat semua itu? Saya langsung ingat Blek, dan saya juga
terharu melihat tingkah polah Crimy yang sama persis seperti Blek.
Crimy main di motor suami tidak
sendiri. Dia lebih sering main sama Asllan. Ketika asllan naik di tangki motor
suami, Crimy juga ikut naek. Seolah-oleh dibonceng Asllan. Jadi sekarang
temannya Crimy adalah loreng, dan Asllan. Karena Jenggo sudah mulai tidak
bersemangat untuk mainan (mungkin masih sedih ditinggal mati ketiga anaknya).
Tidak ada yang aneh sebenarnya,
hanya saja mulai Bulan Februari 2017 Crimy mulai tidak menghabiskan makanannya.
Saya mulai takut apa yang akan terjadi. Saya takut Crimy terkena FIP sama
seperti Blek mengingat mereka adalah saudara kandung. Namun, saya tepis semua
itu. Saya tidak mau berfikir negatif.
Hingga pada suatu sore selepas
sholat Maghrib saya melihat Crimy jalan dengan perlahan namun menabrak pintu.
Hey! Sungguh aneh! Apakah Crimy tidak bisa melihat pintu itu? Padahal Crimy
sudah hampir enam bulan tinggal bersama kami di rumah ini. Apakah Crimy buta?
Tapi apa penyebabnya? Bukankah sampai dengan lima menit yang lalu masih sehat?
Tak membuang waktu, saya langsung membawa Crimy ke dokter hewan langganan. Saat
itu diagnosanya adalah clamydia. Saya pastikan bertanya kepada dokter apakah
Crimy juga terkena FIP, dan jawaban dari dokter adalah ‘tidak’.
Satu minggu telah berlalu, namun
kondisi Crimy tetap tidak ada perubahan. Bahkan yang terlihat adalah bola mata
Crimy seperti selalu melotot dengan pupil mata yang membesar seperti saat melihat gelap, namun ini terlalu lebar. Jika
pupil matanya kembali normal, Crimy bisa melihat lagi dengan normal. Saya
mencoba konsultasi dengan dokter hewan yang lain yaitu teman SMA saya. Dari
beliau saya mendapat info bisa juga Crimy terkena FIP mengingat Crimy adalah
saudara kandung Blek. Saya ingin tepis kemungkinan tersebut.
Saya berusaha maksimal membawa
Crimy kontrol ketika obatnya habis. Dan dokter mulai curiga akan kemungkinan
FIP. Saya pun lemas mendengar kata-kata dokter. Saya dan suami memutuskan untuk
merawat Crimy di rumah. Dengan semua kasih sayang yang tercurah, kami harap
Crimy bisa sembuh.
Namun apa yang saya temui?
Ternyata kondisi Crimy semakin menurun. Badannya mulai terlihat kurus meski
suami telah merutinkan vitamin untuknya. Bahkan semakin lama Crimy seperti
tidak mau makan makanan keringnya sama sekali. Saya memberi ide kepada suami
untuk mengganti makanan Crimy dengan ayam kukus. Pada awalnya Crimy mau lahap,
namun itu hanya bertahan tiga hari saja. Selebihnya ayam kukus tersebut tidak
disentuhnya sama sekali.
Tak kurang akal akhirnya suami
memberi makan wetfood cincang dengan harapan dapat mengembalikan nafsu makannya
Crimy. Namun ternyata sama saja, bahkan lebih parahnya hanya satu kali saja
Crimy mau mencicipnya. Yang terakhir adalah suami memberi wetfood Royal Canin yang recovery.
Memang ada sedikit kemajuan. Crimy mau menghampiri piring makannya. Lumayan
lega saya saat itu. Meski mata biru
Crimy telah memudar, namun nafsu makan Crimy terhadap recovery bertahan lebih dari tiga hari.
Bulan Maret 2017 saya akhirnya
mendapatkan SK mutasi kembali ke kota Madiun lagi. Betapa bahagianya saya, bisa
kembali mendampingi suami dan anak dan bisa melihat perkembangan anabul
terutama Crimy.
Ya Allah, sungguh saya gak tega
melihat kondisi Crimy saat ini. Semakin terlihat kurus, dekil dan lemah. Sangat
jauh berbeda dari Crimy yang dulu pernah membuat saya kagum. Saya selalu
meneteskan air mata ketika melihat Crimy. Saya belai dia dan saya sampaikan
bahwa saya dan keluarga sayang dan sangat sayang padanya. Saya ingin dia
sembuh.
Namun ternyata memasuki Bulan
April 2017, Crimy mulai tidak menyentuh recovery-nya.
Terpaksa suami saya memasukkan makanannya melalui spuit. Begitu terus dalam tiap kali makannya. Meski gak tega tapi
itu yang terbaik daripada tidak ada nutrisi yang masuk sama sekali ke perutnya.
Sedih memang! Bahkan sangat sedih!
Hingga akhirnya mulai tanggal 19
April 2017 Crimy tidak mau makan sama sekali. Meski sudah melalui spuit namun sepertinya Crimy sudah tidak
bisa menelannya. Semua makanan yang sudah masuk ke mulutnya perlahan-lahan
keluar kembali. Meski begitu parahnya kondisi Crimy namun perut Crimy biasa
saja bahkan cenderung cekung karena kurang nutrisi. Tidak seperti Blek yang
mati dengan perut besar penuh cairan. Mungkin tipe FIP yang diderita Crimy
adalah FIP kering.
Sepanjang mulai makan dengan
menggunakan spuit Crimy tidak mau
masuk ke ruang keluarga. Dia hanya berdiam diri di lorong jemuran. Makan,
minum, dan tidur dia lakukan di tempat itu. Hanya buang air kecil dan besar
masih bisa dilakukannya di litter box. Feses
dan air kencing Crimy adalah normal.
Hingga tibalah hari tersebut
yaitu tanggal 21 April 2017. Pulang kerja saya temui Crimy di lorong. Saya sapa
dia, dan dia hanya diam saja tidak menjawab. Namun terlihat jelas bahwa mata
crimy sudah mulai muncul selaputnya.
Saya kembali ke ruang keluarga
bersama suami, dan Asllan serta loreng. Tak lama berselang kurang lebih
setengah jam kemudian Crimy mengeong. Kami bengong karena sejak sakit suara itu
tidak pernah terdengar lagi. Kami bertiga berbondong-bondong ke lorong untuk
melihat Crimy.
Begitu sampai di lorong kami
tercengang karena Crimy mengeong dengan sering dan sangat gelisah kesana
kemari. Crimy berbelit di kaki saya, suami dan juga Asllan. Kami bingung karena
tidak tahu apa yang membuatnya gelisah. Saya elus Crimy namun selalu berpindah
ke suami dan Asllan bergantian, pokoknya mengelilingi kami bertiga. Hingga
akhirnya terjadi perubahan suara Crimy menjadi lebih besar dan lebih berat, dan
gerakan yang semakin tidak beraturan. Hingga Crimy menabrak suami, menabrak dinding,
dan saat inilah kami sadar bahwa Crimy sedang sakratul maut. Air mata saya
terjun bebas tak terbendung. Asllan terdiam bengong sambil memeluk saya untuk
menenangkan saya. Suami berusaha memegang Crimy untuk mengelus dengan maksud
bisa mengurangi rasa sakitnya. Namun Crimy berontak dan tidak mau dipegang.
Hingga akhirnya suami menyuruh saya untuk mengikhlaskan Crimy. Asllan juga
diperintah berdoa untuk Crimy. Selama Asllan membaca Al-Fatihah, saya berusaha
berdamai dengan hati untuk bisa mengikhlaskan Crimy. Saya sampaikan ke Crimy
bahwa saya dan keluarga sangat sayang Crimy. Kami berterima kasih padanya
karena dengan kehadiran Crimy membuat hiburan yang berbeda dalam keluarga kami.
Saya minta maaf kepada Crimy atas semua kekurangan sehingga tidak bisa
merawatnya lebih lama. Tepat setelah Asllan selesai membaca Al Fatihah, Crimy
bersuara panjang dan kejang. Hingga akhirnya dia jatuh mepet dinding sebelah
utara. Perlahan namun pasti nafasnya menghilang. Dan Crimy telah pergi
disaksikan kami sekeluarga pada pukul 19.45 WIB.
Keesokannya suami menguburkan
Crimy dekat dekat ketiga anak jenggo. Kuburan mereka masih berada di daerah
latihan trail Bengawan Madiun.
Selamat jalan Crimy alias Crimo
(panggilan sayang dari Bunda) alias Ketipo (panggilan sayang dari Kak Asllan)
Kamu adalah kucing jantan yang
ganteng sekaligus cantik...
Dengan semua keunikanmu membuat
kami menyayangimu...
Maafkan kami tidak bisa
memeliharamu lebih lama lagi...
Bermainlah bersama kakak Blek...
We luv u Crimy..