Pantai Parangtritis memang tak
pernah lekang oleh waktu. Meskipun baru enam bulan yang lalu kami
mengunjunginya namun pada liburan akhir tahun kali ini tetap menyempatkan waktu
untuk ke sana lagi.
Tak berbeda jauh dari kunjungan
sebelumnya. Hanya saja... Hey! Apa itu yang banyak bermunculan di awan? Semakin
mendekat ke pantai barulah terlihat yang sebenarnya. Wah, ternyata ada
paralayang yang titik mendaratnya di dekat pantai. Sepertinya titik mulainya
ada di tebing sisi timur pantai.
Paralayang memang salah satu
wahana yang menantang namun mengasyikkan. Bagi yang sudah mahir, boleh saja
jika ingin ‘mengudara’ sendiri. Namun bagi pemula tidak perlu risau, ada
pendamping yang bersedia untuk tandem. Biaya untuk satu kali ‘terbang’ dipatok
seharga Rp. 300.000,-
Selain paralayang terdapat pula
permainan ATV yang digemari pengunjung. Ada dua macam ATV yaitu besar dan kecil
dengan harga sewa yang berbeda. Untuk menyewa ATV besar harus merogoh kantong
sebesar Rp. 100.000,- sedangkan untuk ATV kecil seharga RP. 50.000,-. Lama
waktu penyewaan adalah 20 menit baik untuk ATV besar dan kecil.
Kuda dan bendi juga tak kalah
menarik. Jika dua permainan sebelumnya bisa memacu adrenalin maka saatnya cooling down dengan naik kuda atau
bendi. Harga sewa kuda dan bendi sama yaitu Rp. 30.000,- untuk satu kali
putaran dan Rp. 100.000,- untuk satu paket. Satu kali putaran itu berawal dari
posisi pertama bendi kemudian berjalan sekitar 200-300 meter kemudian berbalik
ke posisi awal. Rute satu paket tentu saja lebih jauh dan lebih puas daripada
rute satu putaran.
Ke pantai belum sah rasanya kalau
belum bermain dengan ombaknya. Begitu juga dengan Asllan yang minta mendekat ke
arah pantai. Meski pada awalnya dia masih terlihat takut bahkan menangis jika
ada ombak datang, namun akhirnya mau untuk menceburkan diri ke ombak. Tak lupa
untuk bermain pasir basah kesukaannya. Kali ini asllan dan ayah berlomba
membuat sumur yang langsung menghilang ketika dipenuhi ombak.
Kali ini wahana permainan yang
Asllan coba adalah ATV dan bendi. Tentu saja selalu kami dampingi dalam
pelaksanaannya. Ketika naik ATV didampingi Ayah, namun ketika naik bendi tentu
saja bersama saya dan ayahnya. Asllan memang belum pernah naik ATV maka kami
putuskan untuk menyewa yang kecil. Masih harus penyesuaian dulu. Mimik muka
asllan bercampur senang namun tegang. Tidak sampai lima belas menit asllan
menyudahi permainan ini.
Lain halnya dengan bendi. Asllan
terlihat sangat menikmatinya. Dia tertawa ketika orang kaget karena tidak
menyangka ada bendi yang lewat. Begitu juga ketika bendi melewati ombak yang
datang sehingga cipratan air lebih banyak yang mengenai kami.
Parangtritis memang menjadi idola
pengunjung yang berlibur ke Yogyakarta. Terbukti dengan penuhnya tempat parkir
dan banyaknya pengunjung yang memadati bibir pantai serta wahana permainan yang
ada.
No comments:
Post a Comment