Thursday, 26 January 2017

Kehilangan Ganang (8 Oktober 2016 – 19 Januari 2017)


 Ganang adalah satu-satunya anak jantan dari Jenggo kucingku. Setelah Blek meninggalkan dunia ini, tinggal Ganang dan Crimy saja kucing saya yang jantan. Masih ada dua jagoan yang akan menjaga lima betina yang lain.
Ganang lahir pada tanggal 8 Oktobter 2016. Ganang adalah anak pertama dari Jenggo. Ganang adalah tiga bersaudara. Dua ekor saudaranya yang lain berjenis kelamin betina. Ketiga kitten ini tumbuh dengan sehat.
Jenggo sebagai induknya selalu memperhatikan mereka bertiga. Setiap Jenggo datang mereka selalu berebutan untuk menyusu Jenggo. Setelah puas menyusu maka tertidurlah mereka.
Ketika berumur kurang lebih 3 minggu mereka mulai belajar jalan. Bahkan insting Jenggo saat itu adalah memindahkan mereka ke lantai (tidak di atas kardus seperti biasanya). Dan itu dilakukan Jenggo dalam pemindahan yang ke tujuh.
Sebenarnya saya sedikit heran, kenapa kok hanya dipindahkan ke lantai tanpa alas? Dan setelah itu langsung ditinggalkan Jenggo begitu saja. Ternyata itulah cara Jenggo untuk mengajari berjalan bagi anak-anaknya.
Sama seperti bayi pada umumnya. Sebelum bisa berjalan dengan lancar akan melalui fase merangkak kemudian latihan berjalan hingga akhirnya bisa jalan dengan lancar. Kitten juga mengalami fase yang sama.
Tiga anak Jenggo berusaha berjalan. Kaki kecil mereka belum kuat untuk menopang tubuhnya. Hingga mereka berjalan dengan kaki yang masih sedikit menekuk dan seringkali terjatuh. Lucu dan gemes sekali melihatnya.
Ganang adalah yang paling semangat untuk beajar jalan. Meskipun sering terjatuh namun dengan segera bangkit dan melanjutkan perjalanannya. Rute yang ditempuhnya adalah terjauh daripada saudaranya yang lain.
Hari – hari terus berlalu tanpa terasa. Ganang sudah pernah merasakan mandi. Meskipun berontak tapi dia bisa menyelesaikan acara mandinya. Sudah terlihat lebih putih dan ganteng.
Selain mandi, Ganang juga sudah diberi obat cacing. Makan dan minum juga sudah seperti yang lain. Dia memang yang paling rewel ketika akan makan. Sering mengeong dan juga menyerobot jatah kucing lainnya.
Pada awalnya nama yang kami berikan adalah oyen. Namun ternyata bulunya lebih banyak yang berwarna putih. Warna jingga-nya hanya sebagai corak saja. Akhirnya kami mengganti namanya menjadi Ganang yang berarti lanang alias jantan pada Bahasa Jawa.
Sepertinya Ganang menjadi anak kesayangan dari Jenggo. Karena jika Ganang belum terlihat maka Jenggo akan selalu mencarinya. Jika Ganang datang untuk menyusu, Jenggo langsung mengabulkannya.
Meskipun jantan namun Ganang tidak pemberani seperti yang lain. Ketika kami melatih para anabul (anak bulu) untuk naik tangga, Ganang hanya menunggu di bawah saja. Bahkan tidak sekalipun mencoba menaiki anak tangga pertama.
Tipikal Ganang adalah kucing yang cuek. Ketika dia mengantuk maka bisa tidur dimanapun. Bahkan ketika dipindahkan dia tidak juga terbangun. Jika Ganang sedang tidur dan Jenggo datang, dia juga tidak segera bangun malah meneruskan tidurnya. Hal itu yang membuat Jenggo kalang kabut mencarinya.
Ketika waktu bermain, semua kucing bermain dengan semangat kecuali Ganang. Dia lebih memilih tidur dan tidak peduli dengan kucing lain yang berlarian. Namun jangan salah, ketika dia sudah bangun dan ingin bermain, dia bisa bermain sendiri tanpa ragu.
Siang itu tanggal 18 Januari 2017. Suamiku memberi kabar jika Ganang lemes dan menyendiri. Dia tidak mau bergabung dan masuk ke dalam rumah. Ganang hanya duduk di pojok bak pasirnya. Dia sering muntah dengan muntahan yang berwarna kuning.
Apakah Ganang terkena Panleu? Atau hanya karena keracunan karena habis mainan cicak sebelumnya? Banyak pertanyaan di benak saya. Dan saya merekomendasikan suami untuk membawanya ke dokter hewan.
Namun takdir berkata lain. Belum sempat dibawa ke dokter hewan Ganang sudah meninggalkan dunia ini pada keesokan harinya (19 Januari 2017 pukul 08.45 WIB).
Sungguh cepat sekali Ganang pergi. Dari dia terlihat lemas di tanggal 18 Januari kemudian meninggal di tanggal 19 Januari. Tidak sampai 24 jam sejak ciri-ciri sakitnya Ganang muncul hingga kematiannya. Mungkinkah benar Ganang terkena panleu?

Ganang...
Kamu adalah salah satu kucing jagoanku
Kamu adalah anak kesayangan mamah Jenggo
Kini kamu sudah pergi, dan sudah tidak merasakan sakit lagi
Maafkan kami yang tidak bisa merawatmu lebih lama lagi
Selamat jalan, Ganang

We Luv U...

No comments:

Post a Comment