Panggih (Jumat, 20 Januari 2012 pukul 09.30 WIB)
Sebenarnya setelah disahkannya aku dan suamiku sebagai sepasang
suami istri cukuplah sudah sebuah rangkaian acara pernikahan adat Jawa. Namun
untuk lebih lengkapnya (sekali seumur hidup neh...) kita lanjutkan lagi
rangkaiannya dengan acara yang disebut upacara panggih (berjumpanya sepasang
suami istri). Panggih ini dimulai dengan mendekatnya seorang istri di hadapan
suami dan membuktikan tanda baktinya dengan membasuh kaki suami tercinta.
Sebelum sang istri sampai di hadapan suami didahului dengan kembar mayang yang
“ditabrakkan” ke badan suami. Entah apa maksudnya, yang jelas kembar mayang ini
berupa rangkaian janur (daun kelapa yang muda) yang setelah menabrak badan
suami lantas dibuang di persimpangan terdekat dengan lokasi acara. Setelah itu
acara dilanjutkan dengan lempar suruh (daun sirih yang digulung). Lempar suruh
ini dilakukan bersamaan antara suami dan istri dan harus mengenai dada
pasangannya. Kemudian sang juru rias menyentuhkan sebutir telur ayam kampung ke
dahi suami istri lalu memecahkannya dengan cara menjatuhkan di atas tanah. Itu
tadi adalah acara panggih yang outdoor.
Selain outdoor ada juga acara indoornya. Untuk menuju lokasi indoor
sepasang suami istri sudah boleh berjalan bergandengan kelingking. Acara indoor
yang pertama adalah suapan rujak degan atau kelapa muda dari ibuku untuk kedua
pengantin. Acara ini dilakukan karena aku adalah anak pertama. Kemudian
dilanjutkan dengan kacar – kucur yaitu suami mengucurkan uang koin yang
dicampur dengan beras dan kunyit ke genggaman istri. Sebisa mungkin jangan
sampai ada yang terjatuh. Ini menyimbolkan hasil jerih payah suami untuk
menghidupi keluarganya, dan sebagai istri harus bisa memanage pemasukan tadi
sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah terkumpul, hasil
kacar kucur ini diserahkan ke orangtua istri dengan maksud neskipun telah
menikah namun tetap membantu orangtua.
Rangkaian selanjutnya adalah istri makan kepalan nasi beserta
lauk yang telah dibuat suami. Hal ini bermakna istri menerima dengan ikhlas
segala hasil jerih payah suami. Setelah itu dilanjutkan dengan saling
meminumkan minuman yang tersedia dengan
maksud saling membantu dan menghargai dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Tak lupa restu dari orangtua sangat penting. Untuk itulah sebagai sepasang
suami istri kami melakukan sungkem kepada kedua ortu kami. Setelah itu
dilanjutkan dengan saling memasangkan cincin kawin di jari manis tangan kanan
pasangannya....
No comments:
Post a Comment