Monday, 22 October 2012

Panggih, Jumat 20 Januari 2012


Panggih (Jumat, 20 Januari 2012 pukul 09.30 WIB)

Sebenarnya setelah disahkannya aku dan suamiku sebagai sepasang suami istri cukuplah sudah sebuah rangkaian acara pernikahan adat Jawa. Namun untuk lebih lengkapnya (sekali seumur hidup neh...) kita lanjutkan lagi rangkaiannya dengan acara yang disebut upacara panggih (berjumpanya sepasang suami istri). Panggih ini dimulai dengan mendekatnya seorang istri di hadapan suami dan membuktikan tanda baktinya dengan membasuh kaki suami tercinta. Sebelum sang istri sampai di hadapan suami didahului dengan kembar mayang yang “ditabrakkan” ke badan suami. Entah apa maksudnya, yang jelas kembar mayang ini berupa rangkaian janur (daun kelapa yang muda) yang setelah menabrak badan suami lantas dibuang di persimpangan terdekat dengan lokasi acara. Setelah itu acara dilanjutkan dengan lempar suruh (daun sirih yang digulung). Lempar suruh ini dilakukan bersamaan antara suami dan istri dan harus mengenai dada pasangannya. Kemudian sang juru rias menyentuhkan sebutir telur ayam kampung ke dahi suami istri lalu memecahkannya dengan cara menjatuhkan di atas tanah. Itu tadi adalah acara panggih yang outdoor.
Selain outdoor ada juga acara indoornya. Untuk menuju lokasi indoor sepasang suami istri sudah boleh berjalan bergandengan kelingking. Acara indoor yang pertama adalah suapan rujak degan atau kelapa muda dari ibuku untuk kedua pengantin. Acara ini dilakukan karena aku adalah anak pertama. Kemudian dilanjutkan dengan kacar – kucur yaitu suami mengucurkan uang koin yang dicampur dengan beras dan kunyit ke genggaman istri. Sebisa mungkin jangan sampai ada yang terjatuh. Ini menyimbolkan hasil jerih payah suami untuk menghidupi keluarganya, dan sebagai istri harus bisa memanage pemasukan tadi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah terkumpul, hasil kacar kucur ini diserahkan ke orangtua istri dengan maksud neskipun telah menikah namun tetap membantu orangtua.
Rangkaian selanjutnya adalah istri makan kepalan nasi beserta lauk yang telah dibuat suami. Hal ini bermakna istri menerima dengan ikhlas segala hasil jerih payah suami. Setelah itu dilanjutkan dengan saling meminumkan minuman yang  tersedia dengan maksud saling membantu dan menghargai dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Tak lupa restu dari orangtua sangat penting. Untuk itulah sebagai sepasang suami istri kami melakukan sungkem kepada kedua ortu kami. Setelah itu dilanjutkan dengan saling memasangkan cincin kawin di jari manis tangan kanan pasangannya....




No comments:

Post a Comment