29 Januari 2012
Hari terakhir neh di
Pulau Lombok, yuk mari kita maksimalkan petualangan hari ini.
Taman Air Narmada
Masih menggunakan
mobil dan sopir yang sama kami memulai petualangan dengan mengunjungi Taman Air
Narmada. Obwis ini mirip ama Tamansari di Yogya. Narmada ini mulai dibangun
pada tahun 1727 oleh Raja Bali yang bernama Anak Agung Gede Ngurah. Narmada
yang mempunyai arti “mata air” mempunyai luas kurleb 30ha terdiri dari kebun
dan sawah yang merupakan miniatur Rinjani karena Raja Bali melakukan pemujaan
di Gunung rinjani tiap tahunnya. Kolam besar di sebelah kanan merupakan
miniatur dari Segara Anakan, Kolam renang yang digunakan untuk umum sebagai
tempat mandi raja dan kolam yang ada air mancurnya dahulu adalah kolam renang
selir. Selain kolam – kolam tersebut, terdapat sebuah pura yaitu Pura Jagad
yang disimbolkan sebagai Puncak Rinjani namun sayangnya pura ini hanya dibuka
pada Bulan Nopember untuk sembahyang.
Bangunan pertama di
narmada ini adalah Bale Terang yang terdiri dari dua lantai dengan model
rumah panggung. Lantai bawah biasanya dipake untuk gudang dan penjara bagi
orang yang bermasalah dengan raja. Lantai atas terdiri dari tiga ruangan yaitu
kamar tidur raja di sebelah Utara & Selatan. Sedangkan di tengah sebagai
ruangan raja untuk melihat pemandangan ke arah timur.
Bangunan selanjutnya
adalah Bale Petirtan yang merupakan pertemuan tiga mata air yaitu
Suranadi, Lingsar, dan Narmada itu sendiri. Bagi umat hindu air ini dikenal
berkhasiat sebagai pengobatan dan membuat awet muda sehingga dikenal dengan air
awet muda. Kami berkesampatan untuk masuk dan mengambil air ini dengan
menghubungi juru kunci terlebih dahulu. Syarat untuk masuk ke bale petirtan ini
haruslah dalam keadaan suci, membawa sesaji, dan memakai kain yang khusus. Sesuai
dengan syarat tersebut yang bisa masuk hanya suami tercinta. Setelah memakai kain
dan membawa sesaji suamiku masuk ke Bale Petirtan dengan didampingin juru
kuncinya. Bersama juru kunci, suamiku memanjatkan doa sesuai agama dan
kepercayaan masing – masing lantas dipersilakan untuk membasuh muka dan minum
air awet muda ini. Sebagai suami yang baek dia membawakan air tersebut untuk
kuminum...hehehe...acih ya yaaangg... JJ
Beberapa bangunan lain
yang terdapat di Narmada ini antara lain Halaman Bencingah yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata dan menghadapnya Senopati dan prajurit.
Selain Halaman
Bencingah terdapat pula Halaman Pesarean yang dahulu terdapat Bale Loji,
Bale Terang dan Bale Pawedayan yang digunakan untuk membaca kitab wheda dan
bangsal sebagai tempat penjagaan.
Bangunan berikutnya
adalah Halaman Mukedas yang merupakan halaman untuk para pelayan raja.
Dahulu terdapat Bale Loji, merajan (sanggah), dan bangsal.
Merajan Sanggah adalah bangunan suci tempat pemujaan raja kepada para
leluhur dan Tuhan YME dalam manifestasi sebagai Dewa Wisnu, Brahma dan Iswara.
Karena ini merupakan tempat suci maka diberi pintu gerbang yang dikunci.
Bangunan terdepan dari
Narmada adalah Jabalkap yang terdiri dari dua kolam kembar yang
digunakan sebagai tempat mandi prajurit. Selain itu terdapat pula dua bangsal
untuk tempat penjagaan.
Sambil menuju pintu
keluar kita melewati sebuah bangunan yang bernama Bale Loji yang
merupakan rumah tempat tinggal raja dan istrinya dengan serambi yang terbuka.
Wuiiihhh....mantab
bener petualangan di narmada ini.... CCC
Lanjut lagi
yuuuukkkk....sekarang ini kita menuju ke Suranadi.
Di kompleks ini
terdapat Pemandian Suranadi, Pura Suranadi dan Taman Wisata Alam Suranadi di
bawah BKSDA NTB.
Obwis yang kami
kunjungi pertama adalah Pemandian Suranadi. Di sini terdapat kolam renang dan
juga restoran. Selain kolam renang, ada juga beberapa kolam alami yang
ukurannya lebih kecil daripada kolam renang utama dan terdapat banyak pohon di
sekitarnya. Sejuk deh hawanya.... CCC. Selain itu adalagi sebuah kolam yang sangat jernih airnya
sehingga ikan – ikan di dalamnya terlihat jelas. Kolam ini dijaga dengan pagar
yang terkunci sehingga ikan tadi aman tentram di kolamnya...hehehe...
Tak jauh dari Pemandian ini terdapat sebuah pura yang disebut Pura Suranadi. Pura Suranadi terletak di dalam kompek Taman Suranadi. Pura ini memiliki pola pura yang terpisah saru sama lin, yaknidisesuaikan dengan keberadaan sumber mata air suci yang terdapat di lokasi tersebut. Walaupun terpisah secara fisik, namun dalam menjalankan rangkaian kegiatan ritual, pura ini merupakan saru kesatuan yang tak terpisahkan. Keberadaan Pura Suranadi erat kaitannya dengan lima mata air (Panca Tirta atau Pancaksara) yang ada di lokasi tersebut, yaitu Mata Air toya Tabah, Mata Aor Toya Pabersihan, Mata Air Toya Panglukatan, Mata Air Tirta, dan Mata Air Pangentas.
Lokasi berikutnya adalah Taman Wisata Alam Suranadi dengan luas kurleb 52 Ha. Di sini ada lokasi buat outbond juga lho...untuk memudahkan pengunjung telah disediakan route untuk mengelilingi TWA ini.
Petualangan dilanjutkan ke Pura Lingsar mengingat waktu yang semakin siang. Meski hanya singkat kami menyempatkan diri untuk mengunjungi pura ini. Pura Lingsar ini merupakan pura yang dibangun untuk menyatukan secara batiniah antara Masyarakat Sasak dan Masyarakat Bali. Tak lama kami berada di sini dan langsung melanjutkan perjalanan kembali ke hotel untuk persiapan kembali ke Yogya.
Di tengah perjalanan kami menyempatkan diri untuk mencoba naik CIDOMO sebagai alat transportasi khas Lombok. CIDOMO ini merupakan singkatan dari CIkar, DOkar, MOtor yang merupakan elemen pembentuk cidomo itu sendiri.
Akhirnya, tepat pukul 15.15 kami take off dari BIL menuju Bandara Adisutjipto Jogja dengan pesawat Lion Air setelah sebelumnya sempat menikmati "Nasi Balap" yang sangat pedas....
Hemmmm...berakhirlah petualangan kami di Pulau Lombok. Ternyata dengan waktu 3hari 2malam kami belum bisa menjelajahi seluruh obwis di Lombok ini. Masih ada Rinjani dan air terjun Sendang Gila yang belum sempat kami singgahi. Semoga lain waktu kami masih diberi kesempatan ke sana...aminnn...CU...
No comments:
Post a Comment